Lukas 1:17 (TB) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan HATI ORANG-ORANG DURHAKA KEPADA PIKIRAN ORANG-ORANG BENAR dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Menarik untuk memerhatikan apa yang ditulis dalam Alkitab berbahasa Yunani tentang “hati orang-orang durhaka” – ditulis dengan menggunakan kata Yunani: Apeithēs (baca: ap-i-thace’) yang juga bisa diartikan sebagai keras kepala, tidak mudah percaya, tidak mau taat.

Lalu kalimat “pikiran orang-orang benar” atau dalam Alkitab terjemahan NKJV ditulis dengan kata: “wisdom of the just”, ditulis dalam bahasa Yunani: phronēsis (baca: fron’-ay-sis), yang dapat diartikan sebagai pengenalan dan cinta yang tulus atas kehendak Tuhan.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa Tuhan sedang mencurahkan roh dan kuasa Elia kepada umat Tuhan yang selama ini hidup dimanipulasi dan dilukai secara parah oleh para pemimpin. Tuhan sedang membawa perubahan hidup secara sedemikian rupa kepada mereka sehingga bisa kembali mengenali isi hati dan agenda Tuhan serta mencintai kehendak Tuhan dalam ketulusan. Yang mana kehidupan sebelumnya mereka adalah orang-orang yang keras kepala, tidak mudah percaya pada kebenaran ataupun terhadap orang-orang yang menyampaikan kebenaran (karena takut untuk kembali dimanipulasi), lebih mudah menjadi sinis dan tidak mau taat, lebih suka ataupun mempercayai pendapatnya sendiri (menganggap pendapatnya sendiri sebagai hal yang benar) – menjadi bagian dari suatu generasi yang hanya melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri – Hakim-hakim 17:6!

Pendek kata, Tuhan memulihkan jemaat untuk memiliki roh yang sehat dan akurat (Mazmur 51:10 terjemahan KJV – create in me a clean heart and renew a right spirit within me), bebas dari berbagai pengaruh emosi negatif, kebencian ataupun sifat mementingkan diri sendiri (1 Petrus 1:22 – terjemahan FAYH)

Dari orang-orang yang keras kepala, merasa diri yang paling benar dan mau menang sendiri, mulai diubahkan menjadi sosok pribadi yang memiliki kualitas roh yang tahir, sehat dan akurat!

Dampak perubahan sikap hati yang tahir, sehat dan akurat membuat orang percaya memiliki kualitas hidup:

1. Memiliki hati yang terbuka terhadap para hamba Tuhan dan dapat mengenali mereka yang memang menjadi representasi Tuhan di bumi ini.

Pola kerja Tuhan tetaplah sama: Dia bekerja melalui orang-orang yang sudah Dia bentuk dan Dia munculkan sebagai representasi Diri-Nya di bumi ini. Jika di masa lalu ada begitu banyak pemimpin yang hidup hanya untuk menggembalakan dirinya sendiri, melukai dan memanipulasi umat, bukan berarti lalu Tuhan meniadakan peranan dan keberadaan para pemimpin. Memang tidak bisa dipungkiri, ada begitu banyak jemaat yang terlukai oleh karena keberadaan dari para pemimpin yang hidup tidak akurat itu.

Tapi Dia masih tetap memiliki para pemimpin yang melayani dalam ketulusan serta kemurnian hati! Masalahnya selama ini kita hanya belum bertemu atau terhubung dengan mereka. Di satu sisi lain, karena memang ada kecenderungan orang yang lebih mudah menyebarluaskan hal buruk daripada hal-hal yang baik. Jadi setiapkali kita membuka media sosial, kita mendapati adalah lebih mudah untuk menemukan berbagai ‘peneguhan’ tentang kebusukan yang dijalani oleh para pemimpin dibandingkan mereka yang terus menunjukkan pengorbanan dan teladan kebenaran.

Tapi bagaimanapun juga, teruslah meminta untuk Roh Kudus betul-betul mengubah kecenderungan hati yang kita miliki agar hanya tertuju kepada kebenaran-Nya saja! Kecenderungan hati yang kita miliki akan berfungsi sama seperti GPS – bisa menuntun dan menghantarkan kita pada tujuan yang ingin kita capai. Jika saat ini kita sedang ‘tersesat’ dengan kecenderungan hati yang tertuju pada kebenaran yang kita miliki, maka kecenderungan hati yang tertuju kepada kebenaran tersebut akan kembali menuntun kita ‘ke jalan yang benar’ dan menghantarkan kita untuk mencapai atau ‘berjumpa’ dengan kebenaran!

Orang-orang percaya jadi lebih mudah untuk ‘menyatukan pikiran’ dengan para penabur benih kerajaan sehingga dengan adanya tanah hati terbaik dalam keberadaan mereka, kehidupan orang-orang percaya itu pun akan mulai memunculkan buah-buah kerajaan (Matius 13)

Orang-orang percaya akan mengalami perubahan dan mulai mewarisi roh yang tahir, sehat dan akurat karena mereka dibawa terhubung dengan rahim profetik yang dihadirkan oleh hamba-hamba Tuhan yang menjadi representasi Bapa.

Saya merasakan adanya limpahan kasih setia Tuhan yang sedang dilimpahkan secara besar-besaran dari ruang takhta atas keberadaan umat-Nya yang selama ini terserak. Mereka yang selama ini hidup dengan membawa luka, sakit hati, menyimpan kepahitan terhadap pemimpin atau orang-orang lain yang dianggap bertanggung jawab atas semua hal buruk yang dialami, akan secara begitu saja mulai membuka diri kepada para hamba Tuhan yang memang Bapa munculkan untuk merepresentasikan keberadaan-Nya.

Para hamba Tuhan tersebut membawa frekuensi sorga di dalam hidupnya. Ada realita hadirat Tuhan dan kehangatan kasih Bapa yang secara misterius menarik orang-orang yang masih hidup dengan membawa luka tersebut untuk mendekat dan mendengarkan message ataupun pesan Tuhan yang disampaikan oleh sang hamba Tuhan.

Melalui ‘titik kontak’ yang mulai terbangun dengan sang hamba Tuhanlah, kembali ada pekerjaan firman dan Roh yang terjadi dalam hidup para jemaat yang terluka tersebut. Secara perlahan tapi pasti berbagai pekerjaan firman dan Roh tersebut mulai menginjeksikan kehidupan ilahi ke dalam keberadaan jemaat, sekaligus pada saat yang sama mulai membersihkan dan menyembuhkan semua luka dan trauma yang dibawanya. Rahim profetik sedang bekerja untuk ‘melahirkan kembali’ jemaat yang selama ini hidup dalam luka dan menjauh dari kebenaran atau jalan Tuhan.

Secara perlahan tapi pasti, kualitas manusia roh yang selama ini sudah dirusak oleh Iblis, mulai dirajut dan dibenahi kembali melalui pekerjaan firman dan Roh yang terus dihadirkan oleh para hamba Tuhan tersebut ke dalam hidup jemaat yang membuka hatinya. Satu persatu, berbagai aspek dan area kehidupan yang selama ini keliru mulai dibenahi: Dari aspek sikap hati, sudut pandang, konsep pikir ataupun aspek prinsip kebenaran yang dijadikan sebagai dasar keyakinan – semua dibenahi oleh Roh Kudus! Jadi jemaat sekali lagi akan memiliki kualitas hidup yang tahir dari berbagai emosi negatif, kebencian ataupun sifat mementingkan diri sendiri – yang seringkali menjadi sumber masalah dalam menjalani kehidupan bersama.

1 Petrus 1:22 (FAYH) Sekarang Saudara DAPAT MEMILIKI KASIH SEJATI TERHADAP SETIAP ORANG, sebab pada waktu Saudara percaya bahwa Kristus menyelamatkan Saudara, JIWA SAUDARA TELAH DIBERSIHKAN DARI SIFAT MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN DARI KEBENCIAN. Jadi, berusahalah supaya Saudara sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati.

Yakobus 3:16 (TB) Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Tuhan berkenan untuk mengkondisikan diri kita mengalami dampak dari doa-doa yang banyak dinaikkan oleh para hamba Tuhan atau Imam kepercayaan Tuhan untuk sungguh-sungguh mengalami ‘divine encounter’ dengan kasih setia-Nya – membawa kita untuk terhubung dengan message kerajaan yang sedang disampaikan oleh hamba Tuhan yang merepresentasikan keberadaan Bapa.

Melalui doa-doa dan message kerajaan yang kita dengar, kita jadi terus mengalami berbagai jamahan Tuhan yang Dia hadirkan melalui berbagai penyingkapan firman dan pekerjaan Roh-Nya di dalam hidup kita. Memastikan keberadaan kita yang selama ini ‘compang-camping’ secara rohani, jadi sekali lagi didandani dengan kuasa firman-Nya! Kita alami keberadaan kita yang membawa roh yang tahir, sehat dan akurat merupakan hasil bentukan firman dan Roh-Nya yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan!

Di dalam nama Yesus, hidupmu dibangun ulang dan dilahirkan kembali melalui pekerjaan firman serta Roh yang terus terjadi dalam hidupmu! Memastikan keberadaanmu mewarisi kualitas manusia roh yang tahir, sehat dan akurat di hadapan Bapa! Membuatmu kembali memiliki level keterhubungan dan kebergantungan yang terus bertumbuh pada realita Bapa! Memanifestasikan realita kasih dan keberadaan Bapa dalam hidupmu sehari-hari. Terjadilah!

Saya jadi makin diyakinkan tentang peranan dan pentingnya pekerjaan firman dan Roh dalam kehidupan orang-orang percaya untuk memiliki hati yang tahir dan kualitas manusia roh yang akurat di hadapan Tuhan.

Mazmur 51:10 (TB) (51-12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Psalms 51:10 (KJV) CREATE in me a clean heart, O God; and RENEW A RIGHT SPIRIT WITHIN ME.

Alkitab berbahasa Ibrani menuliskan kata “jadikanlah” atau “create” dalam ayat di atas dengan menggunakan kata Bârâ’ – kata yang sama dalam kitab Kejadian 1:1 yang menggambarkan proses penciptaan langit dan bumi yang dilakukan Allah dari yang tidak ada menjadi ada dengan hanya berfirman.

Jadi di sinilah peranan pekerjaan firman dan Roh dalam hidup orang percaya: Memastikan terciptanya hati yang tahir dan kualitas manusia roh yang akurat di hadapan hadirat Tuhan!

Melalui para hamba Tuhan atau imam kepercayaan Tuhan yang terhubung dengan realita Bapa sendiri, kita menerima ada banyak suara Tuhan, arahan atau tuntunan Roh serta berbagai pernyataan ilahi lainnya. Itulah yang menciptakan dalam diri kita kualitas hati yang bersih, tahir dan stabil atau tidak mudah dipengaruhi oleh situasi atau kondisi di sekeliling hidupnya – terus ada dalam cengkeraman pengaruh dan kendali pekerjaan Roh-Nya!

Dari manusia yang biasanya hidup dalam kendali emosi (catatan: biasanya emosi negatif) ataupun hidup dalam kendali panca indera lahiriahnya, orang yang bersangkutan ‘dilahirkan kembali’ melalui adanya pekerjaan firman dan Roh (rahim profetik), yang terus terjadi dalam hidupnya melalui keterhubungan yang ia miliki dengan seorang hamba Tuhan yang menjadi representasi Bapa!

a. Terbangunnya kualitas hati yang tahir mengkondisikan orang percaya jadi mulai memiliki tingkat kehausan atau kelaparan akan realita Tuhan yang terus bertumbuh.

Secara natural orang-orang percaya akan mulai merasakan adanya dorongan dari dalam batin mereka untuk makin mengejar realita Tuhan sehingga menjadi nyata dalam hidupnya. Aktivitas doa, membaca firman ataupun menyembah bukan lagi menjadi aktivitas yang bersifat agamawi, kosong atau kering dan memberatkan, tapi justru menjadi suatu kesukaan yang dinikmati secara penuh oleh orang percaya yang bersangkutan.

b. Ada dimensi kehidupan ilahi yang makin mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang percaya.

Perlahan tapi pasti, secara pribadi kemampuan orang percaya tersebut mulai semakin bertumbuh, seperti mendengar suara Tuhan, mengalami penyingkapan firman dan menerima arahan ataupun tuntunan Roh. Roh Kudus terus menuntun dan memampukan orang percaya yang bersangkutan untuk sepenuhnya memiliki kehidupan yang berpusatkan hanya kepada Tuhan dan firman-Nya. Ia jadi lebih meyakini firman atau suara Tuhan daripada pikiran atau kekuatannya sendiri. Realita keberadaan Tuhan pun mulai ia jadikan sebagai ‘hartanya yang paling berharga’ dibandingkan hal-hal lahiriah lainnya.

Lahirnya kehidupan yang tulus, motivasi yang akurat dan sikap hati yang lebih mengejar kekudusan Tuhan daripada kehidupan lahiriah atau keduniawian merupakan beberapa dampak yang secara natural akan mulai dialami oleh orang-orang percaya yang terhubung dengan keberadaan Bapa. Dan mereka pun akan menikmati adanya aliran kehidupan ilahi membanjiri hidupnya.

c. Orang percaya yang bersangkutan jadi mengalami interaksi dengan firman dan pribadi Roh Kudus secara makin bertambah intens.

Dinamika pekerjaan Roh dan firman yang makin intens inilah yang membuat kehidupan orang percaya yang bersangkutan jadi terkondisikan untuk makin mengalami adanya manifestasi berbagai dimensi sorgawi dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti misalkan, adanya manifestasi pelayanan malaikat, impartasi kekudusan, keilahian dalam hidup ataupun cara berpikir dan sebagainya.

Pendek kata, terciptanya hati yang tahir atau roh yang akurat karena terus mengalami pekerjaan firman dan Roh melalui kehidupan seorang hamba Tuhan (yang merepresentasikan keberadaan Bapa sorgawi), akan mengkondisikan diri kita secara pribadi jadi terhubung dengan dimensi yang sama dari keberadaan Bapa sorgawi itu sendiri!

Kualitas roh yang tahir, sehat dan akurat dalam diri orang percaya akan membawa mereka untuk terhubung dengan realita keberadaan Bapa sendiri.

Kehidupan kekristenan yang sejati barulah dimulai saat seseorang terhubung dengan realita keberadaan Bapa. Secara otomatis orang yang bersangkutan :

• Menjadi terus ‘hidup’ – ada kehidupan ilahi yang menghidupkan dan menggerakkan dirinya untuk selalu melakukan hal yang benar dan yang menginspirasi dirinya untuk mengucapkan atau memperkatakan hal-hal yang akurat,

• Menjadi terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, dan

• Memunculkan buah-buah kerajaan dalam kehidupan sehari-harinya

Yohanes 15:4-7 (TB) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Pahamilah bahwa setelah kita mulai ‘melekat’ dengan keberadaan Bapa, sesungguhnya kita tidak lagi memiliki kebutuhan-kebutuhan pribadi yang membuat kita harus ‘meminta kepada Bapa’.

Jadi pernyataan Yesus yang menyatakan “mintalah apa saja yang kamu kehendaki” (Yohanes 15:7), sebetulnya lebih merujuk pada: masih adanya kebutuhan untuk kita memanifestasikan kasih Bapa pada orang-orang yang sebetulnya tidak layak untuk dikasihi. Kita juga masih menghadapi ada berbagai peristiwa negatif yang berpotensi untuk menyeret kita kembali jadi menyimpan ganjalan dan sakit hati – membuat kita kembali terputus dari ketergantungan atau keterhubungan dengan Bapa!

Maka dari itulah Yesus menegaskan, “mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya!”

Hidup sebagai umat yang layak bagi Tuhan dan menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan pikiran orang benar atau pikiran Kristus di tengah dunia yang jahat ini, tentulah akan mengkondisikan kita jadi selalu ‘berbenturan’ dengan sistem kehidupan sehari-hari yang ada. Kultur dan kebiasaan yang dijalani oleh banyak orang yang berlaku fasik sangatlah berbeda dengan kehidupan kita. Semua hal itu menuntut kita agar bisa terus ‘meminta dicurahkannya hikmat’ demi untuk bisa tetap mempraktekkan firman dalam aktivitas keseharian kita – tanpa harus ‘melanggar aturan’ dari sistem babel yang masih menguasai kehidupan sehari-hari di dunia ini!

Yakobus 1:5 (TB) Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Pernyataan Yesus untuk kita ‘meminta apa saja’ menjadi suatu jaminan bahwa terlepas dari apa pun situasi dan keadaan buruk yang masih harus kita hadapi, kita akan terus mengalami bekerjanya kuasa firman dan Roh dalam hidup kita.

Dari manifestasi bekerjanya firman dan Rohlah, kita akan selalu menikmati terobosan dan kemenangan dalam kehidupan sehari-hari kita! Bukan hanya terus bertumbuh secara pribadi dalam pengenalan akan Bapa, tapi juga menjadi representasi keberadaan Bapa bagi banyak orang yang berinteraksi dengan diri kita!

Mereka yang mulai terhubung dengan realita keberadaan Bapa akan selalu mengalami bagaimana pekerjaan firman dan Roh dalam hidupnya memposisikan mereka menjadi solusi dan sarana untuk banyak orang berjumpa dengan realita Bapa!

Dengan adanya kualitas roh yang tahir, sehat dan akurat dalam diri orang percaya, kehidupan sehari-harinya akan selalu dibedakan dan diistimewakan oleh Tuhan sendiri.

Keluaran 19:5 (TB) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.

Maleakhi 3:17 (TB) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.

Wujud konkret dari kehidupan orang percaya yang diistimewakan dan dibedakan oleh Tuhan akan membuat kehidupan sehari-hari mereka memunculkan karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terus ada manifestasi pewahyuan firman dan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-harinya.

Sesungguhnya tidak peduli apa pun yang menjadi permasalahan atau problematika yang masih harus kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari, akan dengan mudah terselesaikan secara begitu saja kala kita menerima firman dari Bapa.

Melalui keterhubungan dan kebergantungan yang kita miliki dengan Bapa, setiapkali kita menghadapi suatu kondisi tertentu dalam kehidupan kita maka dengan mudah kita bisa menyampaikan situasi yang sedang kita hadapi kepada Bapa sekaligus meminta firman-Nya. Melalui firman yang Bapa berikan, kita bisa memastikan agar selalu ada solusi dan kemampuan untuk kita dapat merealisasikan solusi tersebut.

b. Ada perkataan dari hamba Tuhan atau bapa rohani yang secara berkelanjutan terus dimunculkan Roh Kudus di dalam pikirannya untuk menanam atau memeteraikan prinsip kebenaran tersebut dalam batinnya.

Selain mempergunakan Firman yang secara langsung Roh Kudus sampaikan dalam batin orang-orang percaya, Bapa juga masih tetap memakai hamba-hamba-Nya yang merepresentasikan Diri-Nya secara akurat. Melalui perkataan dan kehidupan sang hamba Tuhanlah, Bapa menyatakan jalan-jalan serta hikmat-Nya.

Amsal 2:1-5 (TB) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.

Mendengarkan dan menaati arahan yang disampaikan oleh seorang hamba Tuhan yang terhubung dengan sorga akan mengkondisikan diri kita terus melangkah di jalan kemenangan Tuhan!

2 Korintus 2:14 (TB) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

c. Orang-orang percaya jadi lebih mudah hidup dalam roh ketaatan ketika mengimplementasikan firman dalam kehidupan sehari-hari.

Ada manifestasi roh takut akan Tuhan dan roh ketaatan dalam setiap pengambilan keputusan yang orang percaya lakukan di kehidupan sehari-hari mereka. Kehidupan ini selalu memberikan tawaran atau godaan untuk kita hidup ‘di luar’ kehendak Tuhan. Lebih mengandalkan pertimbangan manusiawi atau lahiriah karena lebih mudah ‘dipastikan’ menjagai diri kita dari kemungkinan mengalami kerugian. Tapi dalam mengikuti arahan Roh, terkadang kita akan dibawa untuk menjalani berbagai keputusan di mana dengan jelas akan memberikan kerugian bagi kita. Tapi di saat kita taat mutlak, di situlah Tuhan sendiri akan datang sebagai ‘pengganti rugi kita yang berkelimpahan’ (Baca Kejadian 14:17 – 15:1)

d. Level keterhubungan dan kebergantungan pada realita keberadaan Bapa dan firman-Nya jadi terus makin bertumbuh dan kokoh.

Bersamaan dengan mengalami pertumbuhan secara pribadi dalam pengenalan akan Tuhan, kita akan dibawa oleh Roh Kudus untuk lebih meyakini apa yang Bapa firmankan lebih dari berbagai fakta atau data lahiriah yang tersaji di depan mata. Dan itulah aspek yang membuat kita hidup dalam ‘kebenaran Tuhan’ – kita menerima firman dari Bapa, kita meyakini firman tersebut dan Bapa pun menjadikannya sebagai kebenaran dalam hidup kita. Kita dibawa terhubung dengan realita Kerajaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari kita (Kejadian 15:4-6, Roma 4:16-24, 14:17)

e. Memiliki kehidupan sehari-hari yang teguh dan tangguh dalam menghadapi berbagai situasi atau peristiwa kehidupan yang memang harus dihadapi.

– Peristiwa Padang Gurun: Jika bangsa Israel harus tinggal di padang gurun selama 40 tahun, mereka yang hidup dalam keterhubungan dengan Bapa, hanya perlu menjalaninya selama 40 hari. Dan dalam kurun waktu 40 hari itu, kuasa Iblis dihancurkan dan para malaikat datang melayani (Matius 4:1-11)

– Melewati Lembah Kekelaman: Bahkan kala perjalanan hidup menghantarkan kita untuk harus melewati ‘lembah kekelaman’, kita tidak jadi takut, kuatir ataupun tawar hati. Realita Tuhan akan terus menjagai sekaligus menuntun kita untuk keluar dari lembah kekelaman yang ada dan kembali menikmati padang yang berumput hijau dan air yang tenang! (Mazmur 23, Yesaya 43:2).

Tujuan utama Tuhan mencurahkan roh dan kuasa Elia pada setiap jemaat serta pemimpin yang memiliki kecenderungan hati tertuju pada kebenaran adalah untuk membawa mereka kembali untuk terhubung dengan realita keberadaan Bapa.

1. Kehidupan Kristen yang sejati barulah dapat dinikmati pada saat seseorang terhubung kembali dengan realita keberadaan Bapa.

Sama seperti saat manusia pertama jatuh dalam dosa, aspek terpenting yang ‘hilang’ dari keberadaan mereka adalah realita keberadaan Bapa. Selama sekian waktu lamanya, manusia hidup dalam keterhubungan dan kebergantungan yang sangat erat dengan keberadaan Bapa. Bujukan ular pada Hawa sesungguhnya merupakan suatu tawaran untuk bisa menjalani hidup ini tanpa perlu bergantung kepada Tuhan (hidup hanya sebagai eksekutor dari apa pun yang menjadi kehendak, rencana ataupun agenda Bapa atas hidup kita di bumi ini).

Kejadian 3:4-5 (TB) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, TAHU TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT.”

Sesungguhnya manusia sudah diciptakan serupa dan segambar dengan Allah sendiri, bahkan sudah ditetapkan untuk berkuasa atas seluruh ciptaan (Kejadian 1:26). Tapi Tuhan mendesain untuk manusia hidup dalam kebergantungan dan keterhubungan yang kekal dengan keberadaan-Nya.

Dan itulah ‘perubahan’ yang ditawarkan oleh si Jahat kepada manusia: Hidup tanpa ketergantungan terhadap Tuhan – bisa ‘menilai sendiri’ bahkan berhak membuat keputusan sendiri berdasar kemampuan menilai yang ia miliki. Tapi Iblis sama sekali tidak memberitahukan efek samping saat manusia ‘berhasil’ hidup dengan tanpa ketergantungan penuh kepada Tuhan: Manusia menjadi ‘telanjang’.

Kata ‘telanjang’ ditulis dari bahasa Ibrani: ‛êyrôm – yang diambil dari akar kata ‛âram, yang juga dapat diterjemahkan menjadi: Licik, licin, penuh muslihat.

Tanpa adanya realita Tuhan dalam hidup manusia, maka keberadaan manusia tidak lebih hanya akan menjadi ‘makhluk ciptaan yang sedang menuju kepada kehancuran atau kematiannya’. Inilah yang sedang Tuhan ubahkan ataupun pulihkan kembali!

Dengan orang-orang percaya atau para hamba Tuhan mengalami jamahan firman dan Roh, maka kondisi hidup sehari-hari mereka juga otomatis akan mengalami perubahan! Mereka dibawa untuk kembali memiliki keterhubungan dan kebergantungan secara akurat pada realita keberadaan Bapa. Kondisi ataupun keadaan mereka dikembalikan untuk menikmati hari-hari yang sama seperti saat manusia pertama masih di taman Eden.

Melalui pekerjaan firman dan Roh yang terjadi dalam hidup kita, dunia yang diciptakan melalui firman-Nya jadi kembali dapat kita nikmati. Suatu dunia yang tanpa pergumulan, kesusahan, sakit penyakit ataupun kematian kembali menjadi porsi yang dapat kita nikmati setiap hari. Suatu kehidupan yang penuh dengan ucapan syukur, sorak sorai kemenangan dan semarak realita hadirat-Nya.

2. Dengan memiliki keterhubungan dan kebergantungan pada realita Bapa, manusia kembali menikmati aliran kehidupan ilahi yang membanjiri hidupnya dan menggantikan kehidupan manusiawi atau lahiriah yang selama ini ia pakai untuk menjalani kehidupan sehari-harinya.

Hingga sekarang ini masih ada begitu banyak perintah, standar, janji Tuhan ataupun pernyataan Roh yang seperti jauh ‘dari jangkauan’ (sulit untuk dapat kita lakukan ataupun nikmati). Hal itu dikarenakan memang dibutuhkan adanya jenis kehidupan yang ilahi untuk melakukan perintah Bapa maupun meraih janji-janji-Nya.

Saya berikan beberapa contoh:

a. Untuk menggenapi perintah Tuhan yang tertulis dalam Matius 5:43-48, Matius 6:14-15, Matius 18:21-35, Lukas 6:27-49, Roma 12:17-21, 1 Yohanes 2:9-11, 1 Yohanes 3:15-18.

Semua berbicara tentang hal mengampuni orang yang bersalah kepada kita sekaligus melupakan semua kesalahan-kesalahannya, sehingga kita justru bisa mendoakan dan dengan tulus memberkati keberadaannya! Hey, itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapa pun! Hanya mereka yang memang hidup terhubung dengan keberadaan Bapa yang akan bisa melepaskan pengampunan bahkan memberkati orang-orang yang sudah melakukan berbagai ketidakadilan atau tindak kejahatan yang ditujukan pada dirinya.

Lukas 23:34 (TB) Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Kisah Para Rasul 7:59-60 (TB) Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

b. Untuk menikmati berbagai janji atau pernyataan Roh seperti yang tertulis pada:

• Mazmur 91:7-8 – berbicara tentang kehidupan kita yang akan tetap teguh, tidak tergoyahkan, meskipun orang-orang di samping kiri dan kanan kita rebah berjatuhan,

• Mazmur 92:12-15 – berbicara tentang keberadaan kita yang walau terus bertambah usia tapi tidak akan menjadi loyo atau lemah – baik secara rohani maupun secara jasmaniah,

• Roma 8:10-11 – menegaskan bahwa tubuh lahiriah kita yang sedang mengalami kerusakan akibat kuasa dosa pun akan dapat dihidupkan dan dipulihkan kembali melalui bekerjanya kuasa Roh yang terjadi dalam manusia batiniah kita!

Masih ada banyak perintah, standar dan janji-janji Tuhan lainnya yang tertulis dalam Alkitab yang baru bisa tergenapi atau kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari saat kita mulai terhubung dengan realita keberadaan Bapa.

Adalah kehendak Bapa untuk membawa setiap kita sebagai jemaat maupun para pemimpin agar menjalani kehidupan sehari-hari kita dengan keilahian-Nya!

2 Petrus 1:3-4 (TB) Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh (Godliness) oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi (Divine Nature), dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

3. Aliran kehidupan ilahi yang kita nikmati karena keterhubungan dengan keberadaan Bapa juga akan mengkondisikan diri kita menjadi pribadi yang selalu mengejar kebenaran dan terus berupaya melakukan hal yang benar – tidak peduli hal tersebut akan membawa kita mengalami kerugian ataupun tidak.

Kisah hidup Zakheus adalah salah satu contoh yang sangat nyata (Lukas 19:1-10). Fokus dan tujuan hidup Zakheus sebagai seorang pemungut cukai hanyalah uang, uang dan uang. Dia telah memperkaya diri dengan cara-cara yang kejam – ia banyak menipu dan memeras orang.

Tapi melalui perjumpaan dengan Yesus, ada sesuatu yang ilahi terjadi dalam hidupnya. Bapa berkenan untuk ‘menciptakan’ hati yang tahir dan roh yang benar atau akurat dalam batinnya (Mazmur 51:10). Seketika orientasi hidup Zakheus mengalami perubahan! Tanpa ada yang mengajarkan kepadanya, ia segera mengambil keputusan untuk ‘melakukan hal yang benar’ – ia mengambil suatu tindakan untuk mengoreksi dan meluruskan kembali berbagai tindakan salah yang pernah ia lakukan di masa lalu! Zakheus menyumbangkan separuh dari kekayaannya sebagai sedekah bagi orang-orang miskin dan bagi orang-orang yang pernah ia peras. Ia bertekad untuk mengembalikannya empat kali lipat dari yang pernah ia peras (Lukas 19:8)!

Dalam semalam Zakheus menjadi orang miskin bahkan menanggung hutang! Tapi jika itulah hal benar yang memang harus ia lakukan untuk membangun kembali integritas hidupnya, Zakheus BERINISIATIF melakukannya dengan sukacita! Baginya, realita keselamatan dan keterhubungan dengan Yesus adalah sesuatu yang sangat berharga! Uang bukan lagi ‘menjadi harta’ dalam hidupnya! Tapi mengalami keselamatan dan menikmati keterhubungan dengan janji-janji Tuhan menjadi sesuatu yang lebih berharga baginya (Lukas 19:9-10).

Saya meyakini bahwa hal yang sama seharusnya terjadi juga dalam kehidupan setiap orang percaya! Melalui pekerjaan firman dan Roh yang membawa mereka kembali terhubung dengan realita keberadaan Bapa, maka orang-orang percaya akan terus menerima tuntunan dan dorongan dari Roh Kudus di dalam batin mereka untuk mengetahui (tanpa harus diberi instruksi oleh orang lain) tentang hal benar yang harus mereka lakukan di setiap situasi atau keadaan yang mereka hadapi!

1 Yohanes 2:27 (TB) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu “diajar” oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya “mengajar” kamu tentang segala sesuatu — dan “pengajaran”-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah “mengajar” kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Perhatikan kata “diajar”, “mengajar” ataupun kata “pengajaran” dalam ayat di atas, semua diambil dari kata Yunani yang sama: didaskō – yang juga dapat diterjemahkan sebagai: Memberi instruksi, menjelaskan sesuatu.

Maksud ayat di atas adalah: Melalui terus terjadinya pekerjaan firman dan Roh yang membawa seseorang terhubung dengan realita keberadaan Bapa, maka akan muncul suatu instruksi dan pemahaman dari dalam batinnya untuk melakukan hal yang benar. Hal tersebut adalah hasil dari persekutuannya dengan Bapa. Jadi ada suatu inisiatif yang muncul dari dalam diri orang yang bersangkutan untuk melakukan hal yang benar!

Hingga sejauh ini, jarang ada jemaat bahkan di dalam level para pemimpin yang memiliki berbagai inisiatif atau dorongan dari dalam batinnya untuk melakukan berbagai hal yang benar, dan yang membuat seseorang menjadi solusi bagi sesama atau sekelilingnya. Seringkali mereka baru melakukan sesuatu setelah menerima suatu perintah atau arahan dari pemimpinnya – itupun seringkali masih banyak kesalahan dalam melakukan perintah atau arahan pemimpin.

Saya berdoa, biarlah kemampuan untuk berinisiatif dalam melakukan berbagai hal benar dalam kehidupan sehari-hari, akan terus Roh Kudus tumbuhkan dalam kehidupan jemaat dan para pemimpin yang ada.

Dunia ini sudah dirusak oleh banyak manusia yang terus melakukan hal-hal yang tidak benar. Dunia hanya akan alami perubahan ketika lahir satu generasi yang berinisiatif untuk terus melakukan hal yang benar melalui kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, jadilah salah satu pribadi dari generasi orang-orang benar tersebut

Munculnya berbagai dorongan atau inisiatif untuk melakukan hal yang benar menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan sedang terus bertumbuh secara sehat di dalam dimensi kehidupan ilahi.

Setiapkali seseorang mengalami pekerjaan firman dan Roh yang membawanya kembali terhubung dengan realita keberadaan Bapa dan mulai menikmati adanya aliran kehidupan ilahi yang membanjiri batinnya, maka secara otomatis ia juga akan mulai mengalami munculnya dorongan-dorongan dari dalam batinnya untuk melakukan sesuatu. Ada inisiatif untuk dapat mengekspresikan dasar keyakinan yang sudah dirombak oleh Roh Kudus melalui berbagai penyingkapan pewahyuan firman yang sudah ia terima ke dalam suatu tindakan nyata.

Yakobus 1:22 (TB) Tetapi HENDAKLAH KAMU MENJADI PELAKU FIRMAN dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Yakobus 2:22 (TB) Kamu lihat, bahwa IMAN BEKERJASAMA DENGAN PERBUATAN-PERBUATAN dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Roh Kudus sebagai roh kebenaran akan bekerja dalam hidup orang yang bersangkutan secara sedemikian rupa dan memberinya suatu arahan atau dorongan untuk melakukan sesuatu dan mengekspresikan dimensi kebenaran yang ia terima dari Tuhan saat meyakini suatu pewahyuan firman.

Roma 4:3 (TB) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

Roh Kudus sedang membawa kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan menggunakan dimensi kuasa iman yang mengalahkan dunia. Sebab memang selama kita masih ada dalam dunia ini, akan selalu ada sistem dunia atau babel yang akan terus ‘menahan’ kita agar tetap hidup dalam kesusahan, dukacita dan pergumulan hidup lainnya. Sementara dari sisi Tuhan, Dia mau membawa kita hidup di dalam berbagai kelimpahan yang sudah Sorga sediakan bagi kita!

Roma 1:17 (TB) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.”

1 Yohanes 5:4 (TB) sebab SEMUA YANG LAHIR DARI ALLAH, MENGALAHKAN DUNIA. DAN INILAH KEMENANGAN YANG MENGALAHKAN DUNIA: IMAN KITA.

Tapi untuk meraih dan menikmati apa yang Tuhan sudah sediakan, dibutuhkan ‘tangan iman’ yang merupakan hasil dari kita menerima atau meyakini suatu pewahyuan firman dan mengalami adanya dorongan atau munculnya suatu inisiatif yang berasal dari dalam manusia roh kita. Hal tersebut bertujuan untuk mengekspresikan apa yang kita yakini dalam tindakan nyata di dalam kehidupan sehari-hari.

Belajarlah untuk mempergunakan mulut kita guna memperkatakan apa yang sudah kita terima atau yakini dari firman-Nya. Berkata-katalah secara sedemikian rupa untuk mempengaruhi, meyakinkan, merombak ulang pola pikir dan frekuensi manusia roh kita untuk jadi selaras dengan firman-Nya!

Di saat frekuensi rohani dalam manusia roh kita jadi selaras dengan frekuensi pewahyuan firman yang kita terima dan konsep pikir kita mulai dapat mengimajinasikan secara detail bagaimana pewahyuan firman itu akan tergenapi dalam kehidupan sehari-hari, maka otomatis dari dalam batin kita akan mulai muncul suatu dorongan atau inisiatif rohani yang saat kita taati, akan mengkondisikan diri kita jadi alami berbagai terobosan dan kemenangan yang selama ini kita rindukan.

Markus 11:24 (TB) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, PERCAYALAH BAHWA KAMU TELAH MENERIMANYA, MAKA HAL ITU AKAN DIBERIKAN KEPADAMU.

Yohanes 15:7 (TB) Jikalau KAMU TINGGAL DI DALAM AKU DAN FIRMAN-KU TINGGAL DI DALAM KAMU, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Terjadinya penyatuan frekuensi hidup di dalam kita dengan frekuensi sorga yang dinyatakan melalui firman-Nya, akan membuat hidup kita menjadi portal sorga yang menghadirkan semua yang sudah sorga sediakan untuk menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari kita.

4. Aliran kehidupan ilahi ke dalam hidup orang percaya akan terus mengalir seiring dengan terjadinya penyingkapan pewahyuan firman yang juga membersihkan, mengoreksi dan membuat manusia rohnya jadi benar atau akurat di hadapan Tuhan.

Yohanes 15:3 (TB) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Penyingkapan pewahyuan firman yang diterima oleh seseorang seharusnya membuat orang yang bersangkutan jadi mulai bisa melihat keadaan hidupnya atau situasi sekelilingnya dari ‘kacamata Tuhan’. Inilah yang membuat berbagai ‘kecemaran atau kekotoran dari dunia ini’ jadi tersingkir dari hidup orang percaya, oleh karena aliran firman hidup yang membersihkan pikiran, sudut pandang dan emosinya.

Memiliki motivasi hati yang tahir atau tulus itu tidaklah mudah, terkadang orang yang bersangkutan tidak menyadari bahwa niat atau motivasi hatinya dalam melakukan sesuatu yang baik atau benar sesungguhnya sudah tercemar oleh karena adanya kepentingan diri sendiri atau berbagai emosi negatif lainnya. Hingga sekarang ini, salah satu kesulitan terbesar yang terus dihadapi oleh para penegak hukum adalah mengungkap suatu motif atau niat dari seseorang. Hanya penyingkapan pewahyuan firmanlah yang bisa mengekspos maksud hati dan pikiran seseorang.

Ibrani 4:12 (TSI) Oh, Firman Allah sungguh hidup dan berkuasa! Karena kita mengalami bahwa Firman-Nya mempunyai kekuatan yang besar di dalam diri kita. Kekuatannya lebih tajam daripada pedang yang kedua sisinya paling tajam. Jadi FIRMAN ALLAH SANGAT BERKUASA SAMPAI BISA TEMBUS MENUSUK HATI KITA— SEHINGGA PIKIRAN, KEINGINAN, DAN NIAT HATI KITA YANG SEBENARNYA DINYATAKAN KEPADA KITA.

Pada saat Yesus serta murid-murid hendak ke Yerusalem, dan mereka melewati kota-kota orang Samaria, Yesus berniat mengunjungi mereka. Tapi saat orang-orang Samaria mengetahui bahwa tujuan Yesus yang sesungguhnya adalah menuju ke Yerusalem, mereka pun menolak Dia! Mendapati penolakan orang-orang Samaria terhadap guru mereka, Yakobus dan Yohanes sudah siap untuk memanggil api turun dari langit dan menghanguskan orang-orang Samaria! Tapi perhatikan apa yang Yesus katakan kepada kedua muridnya itu.

Lukas 9:54 (TB) Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”

Luke 9:55 (NKJV) But He turned and rebuked them, and said, “You do not know WHAT MANNER OF SPIRIT YOU ARE OF.

Yesus menegur murid-murid-Nya dan berkata: “Kamu tidak tahu roh apa yang mengarahkan kamu…” Hingga sekarang ini ada banyak jemaat bahkan para pemimpin yang menjalani kehidupan mereka dengan terus memanifestasikan roh yang tidak benar atau tidak akurat! Inilah yang menjadi sumber dari berbagai perselisihan maupun perpecahan dalam gereja Tuhan atau Tubuh Kristus!

Hampir tidak ada yang menjagai manusia rohnya untuk tetap akurat seperti Samuel! Bayangkan, Samuel terus melihat bagaimana imam Eli sama sekali tidak mengerjakan tugas atau fungsinya sebagai seorang imam dan hakim di Israel. Dia hanya menggemukkan dirinya sendiri dari berbagai persembahan terbaik yang Israel ingin persembahkan kepada Tuhan. Sama sekali tidak mengindahkan kelakuan anak-anaknya yang berbuat dosa, bahkan di pintu Kemah Pertemuan (1 Samuel 2:22-29).

Samuel sendiri juga mendengar secara langsung dari mulut Tuhan bagaimana Tuhan akan menghukum Eli dan keluarganya (1 Samuel 3:11-18). Tapi tidak ada sedikit pun muncul dalam pikiran Samuel untuk ‘menyingkirkan’ kepemimpinan Eli dan anak-anaknya! Bahkan saat anak-anak imam Eli mati – termasuk imam Eli sendiri – sama sekali tidak ada niat dari Samuel untuk mengambil alih kepemimpinan imam Eli. Meskipun Tuhan sudah berkali-kali menyatakan Diri-Nya, memberikan firman atau nubuatan kepada Samuel. Bahkan semua perkataan yang Samuel sampaikan, dibuat Tuhan terwujud dalam kedaulatan-Nya! Dan lebih spektakuler lagi, seluruh Israel sudah mengenali keberadaan Samuel yang kepadanya telah dipercayakan jabatan sebagai nabi Tuhan! (1 Samuel 3:19-21).

Ada jeda lebih dari dua puluh tahun antara kematian Imam Eli hingga akhirnya Samuel mengambil alih kepemimpinan sebagai hakim di Israel (1 Samuel 7:2-14). Samuel memutuskan untuk tidak mengangkat dirinya sendiri walau sebetulnya semua sudah ‘siap’ dan mengarahkan dirinya untuk segera mengambil alih kepemimpinan di Israel. Roh yang benar atau akurat membuat Samuel dengan tekun, setia dan tenang, menunggu Tangan Tuhan sendiri yang mengangkat hidupnya.

Saya berdoa, biarlah generasi orang percaya atau orang-orang benar dan para pemimpin di akhir zaman ini terus diperlengkapi oleh Tuhan dengan hati yang tahir serta roh yang benar atau akurat (Mazmur 51:12).

5. Dengan terbangunnya level keterhubungan dengan Bapa, maka secara otomatis hidup kita akan dikondisikan jadi terus menikmati limpahan kasih ilahi, dan pada saat yang sama menjadikan hidup kita sebagai sarana untuk orang banyak mengalami jamahan kasih Bapa.

Hingga sekarang ini masih ada begitu banyak orang percaya bahkan para pemimpin yang terus hidup dengan memiliki luka, trauma, pergulatan batin dan berbagai gejolak emosi negatif lainnya dalam kehidupan mereka.

Ada begitu banyak ‘ruang kosong’ dalam batin mereka yang berpeluang untuk dijadikan ‘tempat bermukim’ bagi para roh jahat. Menjadi sumber dari adanya berbagai bentuk keterikatan atau kecanduan dalam hidup orang yang bersangkutan dan mengkondisikan seseorang jadi tidak pernah betul-betul merasakan ‘rasa rest’ ataupun ‘satisfaction’ – rasa puas yang hakiki! Dan semua disebabkan karena tidak bertumbuhnya level keterhubungan dan kebergantungan dengan Bapa dalam hidup orang yang bersangkutan!

a) Bertumbuhnya level keterhubungan dan kebergantungan seseorang kepada Bapa sangat dipengaruhi oleh ‘kedalaman firman dalam berurusan dengan hidup orang yang bersangkutan’ (Yohanes 15:1-3).

Firman akan terus bekerja seperti ‘sabun tukang penatu’ dan ‘api pemurni logam’. Namun respon pertobatan atau kemauan untuk berubah yang dimunculkan seseoranglah yang akan mempengaruhi seberapa dalam firman tersebut ‘berurusan’ membereskan dan membuat akurat hidupnya.

b) Level kerelaan untuk terus hidup dalam jalan-jalan Tuhan dan taat mutlak pada apa pun yang menjadi arahan dan tuntunan Roh juga ikut mempengaruhi level keterhubungan dan kebergantungan kita pada Bapa (Yohanes 15:4-8).

Menarik untuk memperhatikan kata “tinggallah” dalam ayat kelima di atas ditulis dengan kata Yunani: Menō, yang memiliki arti berkelanjutan, terus bertekun. Dengan kita terus bertekun untuk melakukan setiap arahan atau firman yang pernah Tuhan berikan, sesungguhnya kita sedang mengkondisikan diri tetap ada pada keterhubungan atau kebergantungan pada Bapa.

Dalam memiliki ketekunan dan kerelaan untuk selalu ‘sejalan dan seirama’ dengan Roh Kudus memang bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih karena kita hidup dalam dunia yang sangat jahat dan dikuasai oleh sistem babel. Karena itulah Yesus berkata: Mintalah ‘apa saja’ yang kamu butuhkan untuk bisa tetap berbuah bagi kemuliaan-Nya, dan Dia pasti akan memberikannya kepada kita!

c) Salah satu ciri dari bertumbuhnya level keterhubungan dan kebergantungan yang kita miliki terhadap Bapa adalah munculnya kehidupan sehari-hari yang penuh dengan keceriaan yang bersifat ilahi (Yohanes 15:9-11).

‘Cheerful life’ merupakan salah satu karakteristik dari seorang anak yang sehat dan percaya penuh pada ayahnya – sepenuhnya bergantung pada kemampuan sang ayah dalam meng-handle dan menanggulangi apa pun permasalahan yang bisa dihadapi oleh sang anak.

Philippians 2:14-16 (TPT) LIVE A CHEERFUL LIFE, WITHOUT COMPLAINING OR DIVISION AMONG YOURSELVES. FOR THEN YOU WILL BE SEEN AS innocent, faultless, and pure children of God, EVEN THOUGH you live in the midst of a brutal and perverse culture. FOR YOU WILL APPEAR AMONG THEM AS SHINING LIGHTS IN THE UNIVERSE, OFFERING THEM THE WORDS OF ETERNAL LIFE.

Jalanilah kehidupan yang penuh dengan keceriaan, tanpa bersungut-sungut atau perpecahan di antaramu. Karena dengan demikian engkau akan dilihat sebagai pribadi yang tulus, tanpa salah, dan dipandang sebagai anak-anak Allah yang murni meskipun engkau hidup di tengah-tengah kultur yang brutal dan jahat ini. Engkau akan muncul di tengah-tengah mereka sebagai sinar terang yang menerangi alam semesta dan menawarkan kepada mereka perkataan dari hidup kekal itu.

d) Memiliki dimensi kasih terhadap sesama yang makin meluap juga merupakan karakteristik dari makin bertumbuhnya level keterhubungan yang kita miliki dengan Bapa (Yohanes 15:12-13).

Selama seseorang terus dengan konsisten membangun persekutuan dengan Bapa, mengalami pekerjaan firman yang membersihkan dan menikmati limpahan kasih-Nya, adalah mustahil untuk orang yang bersangkutan terus menyimpan ganjalan atau kebencian terhadap sesamanya. Sebaliknya, sebagaimana Bapa terus mencurahkan kasih-Nya, maka ia pun akan menjadi orang yang mengasihi sesamanya! Itu sebabnya, rasul Yohanes menegaskan adalah suatu kejahatan untuk orang percaya terus membenci saudaranya sendiri (1 Yohanes 2:9-11).

Dengan dimensi kasih ilahi terus membanjiri batin kita, maka kita akan memiliki kerelaan hati seperti yang Yesus miliki yakni rela menyerahkan nyawa bagi kepentingan banyak orang.

Yohanes 15:12-13 (TB) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Lukas 1:17 (TB) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan HATI ORANG-ORANG DURHAKA KEPADA PIKIRAN ORANG-ORANG BENAR DAN DENGAN DEMIKIAN MENYIAPKAN BAGI TUHAN SUATU UMAT YANG LAYAK BAGI-NYA.”

Untuk menjadi umat yang layak bagi Tuhan di hari-hari yang terakhir ini, tidak cukup hanya dengan bermodalkan kesetiaan dan kesungguhan tetapi dibutuhkan dasar keyakinan yang terbangun akurat selaras dengan firman.

Dalam kenyataan hidup sehari-hari, kita sering mendapati ada banyak orang yang mencintai Tuhan, setia beribadah, dan tekun dalam pelayanan (jadi secara sikap hati sama sekali tidak ada masalah), tetapi tetap saja hidup dalam pergumulan dan seperti selalu terdesak oleh berbagai masalah hidup sehari-hari – entah berupa masalah ekonomi, kesehatan, keluarga dan lain sebagainya.

Penyebabnya tidak lain adalah karena mereka sama sekali belum memiliki (belum membangun) konsep pikir dan dasar keyakinan yang selaras dengan firman (memiliki pikiran orang benar)!

Amsal 4:23 (VMD) Di atas segala-galanya, HATI-HATILAH TERHADAP YANG KAUPIKIRKAN karena PIKIRANMU MENGENDALIKAN HIDUPMU.

Filipi 4:8 (FAYH) Saudara sekalian yang saya kasihi, pada akhir surat ini saya ingin mengatakan satu hal lagi. ARAHKANLAH PIKIRAN SAUDARA kepada hal-hal yang benar, yang baik, dan yang adil. RENUNGKANLAH hal-hal yang murni dan indah, serta kebaikan dan keindahan di dalam diri orang lain. INGATLAH akan hal-hal yang menyebabkan Saudara memuji Allah dan bersukacita.

Jemaat mula-mula memiliki kehidupan iman yang tangguh dan selalu berkemenangan karena mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (Kisah Para Rasul 2:42). Mereka bertindak untuk memastikan seluruh paradigma, konsep pikir dan dasar keyakinan yang mereka miliki tidak lagi membawa pola dunia ini. Tetapi sepenuhnya dirombak untuk dibangun di atas firman-Nya!

Setiap jemaat dan para pemimpin harus betul-betul membangun ulang dasar keyakinan yang mereka miliki dengan firman-Nya. Tanpa area dasar keyakinan dibangun ulang dengan firman, maka area pertimbangan dan pengambilan keputusan dalam hidup kita juga akan memiliki kecenderungan jadi tidak akurat!

Sadari prinsip ini: Suka ataupun tidak, sadar ataupun tidak, hidup kita ini dibangun dan kita isi dari berbagai pengambilan keputusan yang kita lakukan. Tapi apa pun bentuk keputusan yang kita ambil, semua dipengaruhi oleh apa yang kita yakini! Jadi jika dasar keyakinan kita masih bercampur dengan pola dunia ini, maka tentu area pengambilan keputusan dalam hidup kita juga jadi sering tidak akurat!

Inilah yang seringkali menjerumuskan kita dalam berbagai pencobaan dan masalah. Dibutuhkan area dasar keyakinan yang sepenuhnya dibangun selaras dengan firman. Inilah yang menjadi kunci penentu, sejauh mana kita akan menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan keajaiban atau kita akan terus menjadi korban dari berbagai kegoncangan yang sedang dan akan datang dalam dunia ini.

Matius 13:43 (TB) Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

1 Korintus 15:53-54 (TB) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Terlalu lama kita terus membicarakan tentang pendeta A atau pendeta B yang hidupnya sangat diurapi. Itu semua terjadi karena si pendeta A dan pendeta B, membangun dasar keyakinan mereka yang mengkondisikan hidup mereka jadi diurapi dan dipakai Tuhan secara dahsyat!

Inilah saatnya untuk seluruh jemaat atau orang-orang percaya (minimal dari satu gereja lokal) dengan tekun membangun dasar keyakinan mereka selaras dengan firman dan bersama-sama bangkit dalam kuasa Roh untuk menaklukkan segala bentuk kemustahilan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan menghadirkan realita kerajaan melalui kehidupan sehari-hari mereka!