Pandemi Covid-19 (Desember 2019 – Juni 2023) yang melanda seluruh dunia sungguh menjadi cara Tuhan untuk mengekspos fondasi kehidupan orang-orang percaya yang selama ini dibangun melalui pelayanan para pendeta.
Fakta banyaknya orang percaya, termasuk para pendeta, yang mengalami kegoncangan saat pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa selama ini fondasi rohani yang terbangun bukanlah ‘fondasi Kristus‘.
1 Korintus 3:11-13 (TB) KARENA TIDAK ADA SEORANG PUN YANG DAPAT MELETAKKAN DASAR LAIN DARI PADA DASAR YANG TELAH DILETAKKAN, YAITU YESUS KRISTUS. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, SEKALI KELAK PEKERJAAN MASING-MASING ORANG AKAN NAMPAK. KARENA HARI TUHAN AKAN MENYATAKANNYA, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Selama ini ada begitu banyak pengkhotbah yang sama sekali tidak mengkhotbahkan Kristus dan tidak menyampaikan suara Tuhan bagi Gereja–Nya! Kebanyakan pengkhotbah sudah menjadi para pembicara yang sekadar ‘menyampaikan hal-hal yang memang ingin didengar‘ oleh orang-orang yang masih menyukai keduniawian dan kedagingan. Khotbah tentang berkat, kesuksesan dan menjadi kaya merupakan tema-tema khotbah yang ‘populer dan diminati‘. Tapi justru itulah yang membuat fondasi kehidupan rohani jemaat menjadi rapuh dan mudah bergoncang.
Mazmur 11:3 (TB) APABILA DASAR-DASAR DIHANCURKAN, APAKAH YANG DAPAT DIBUAT OLEH ORANG BENAR ITU?
Sekarang kita sudah kembali menikmati ‘masa damai‘, yang harus kita manfaatkan sebagai ‘jendela kesempatan‘ yang masih ada untuk kita membangun sesuai dengan pola surga sebelum datangnya kegoncangan yang lain yang bahkan lebih dahsyat lagi.
1 Korintus 3:10 (TB) SESUAI DENGAN KASIH KARUNIA ALLAH, YANG DIANUGERAHKAN KEPADAKU, AKU SEBAGAI SEORANG AHLI BANGUNAN YANG CAKAP TELAH MELETAKKAN DASAR, dan orang lain membangun terus di atasnya. TETAPI TIAP-TIAP ORANG HARUS MEMPERHATIKAN, BAGAIMANA IA HARUS MEMBANGUN DI ATASNYA.
Ibrani 12:26-27 (TB) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: “SATU KALI LAGI AKU AKAN MENGGONCANGKAN BUKAN HANYA BUMI SAJA, MELAINKAN LANGIT JUGA.” Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, KARENA IA DIJADIKAN SUPAYA TINGGAL TETAP APA YANG TIDAK TERGONCANGKAN.
Nature profetik yang ada dalam isi buku ini berisikan suara Tuhan yang sedang Dia perdengarkan bagi gereja–Nya di seluruh dunia sehingga sekali lagi kehidupan orang-orang percaya akan dapat dibangun sesuai dengan pola ilahi dan berfungsi menjadi bait–Nya yang kudus dalam kehidupan sehari-hari mereka.
2 Korintus 6:16 (TB) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? KARENA KITA ADALAH BAIT DARI ALLAH YANG HIDUP MENURUT FIRMAN ALLAH INI: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Biarlah melalui kata-kata yang tertulis dalam lembaran buku ini, frekuensi ‘flow of life’ dari gereja Tuhan akan diselaraskan dengan frekuensi surga dan sekali lagi kehidupan orang-orang percaya dapat difungsikan sebagaimana yang seharusnya yaitu berkemenangan dalam segala hal, selalu alami realita Allah Immanuel dalam keseharian mereka dan sepenuhnya berfungsi untuk menjadi representasi realita Tuhan serta kerajaan–Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Wahyu 2:7 (TB) SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT: BARANGSIAPA MENANG, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”
Wahyu 2:11 (TB) SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT: BARANGSIAPA MENANG, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.”
Wahyu 2:17 (TB) SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT: BARANGSIAPA MENANG, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.”
Wahyu 2:26-29 (TB) Dan BARANGSIAPA MENANG dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk — sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku — dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur. SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT.”
Wahyu 3:5-6 (TB) BARANGSIAPA MENANG, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT.”
Wahyu 3:12-13 (TB) BARANGSIAPA MENANG, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT.”
Wahyu 3:21-22 (TB) BARANGSIAPA MENANG, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. SIAPA BERTELINGA, HENDAKLAH IA MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH KEPADA JEMAAT-JEMAAT.”
Amos 9:11-12 (TB) “Pada hari itu AKU AKAN MENDIRIKAN KEMBALI PONDOK DAUD YANG TELAH ROBOH; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, SUPAYA MEREKA MENGUASAI SISA-SISA BANGSA EDOM DAN SEGALA BANGSA YANG KUSEBUT MILIK-KU,” DEMIKIANLAH FIRMAN TUHAN YANG MELAKUKAN HAL INI.
1 Petrus 1:23-25 (TB) Karena KAMU TELAH DILAHIRKAN KEMBALI BUKAN DARI BENIH YANG FANA, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: “SEMUA YANG HIDUP ADALAH SEPERTI RUMPUT DAN SEGALA KEMULIAANNYA SEPERTI BUNGA RUMPUT, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, TETAPI FIRMAN TUHAN TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA.” Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
1 Petrus 2:1-5 (TB) Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan JADILAH SAMA SEPERTI BAYI YANG BARU LAHIR, YANG SELALU INGIN AKAN AIR SUSU YANG MURNI DAN YANG ROHANI, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan BIARLAH KAMU JUGA DIPERGUNAKAN SEBAGAI BATU HIDUP UNTUK PEMBANGUNAN SUATU RUMAH ROHANI, BAGI SUATU IMAMAT KUDUS, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Sesungguhnya mengalami kelahiran baru atau hidup menjadi ciptaan baru merupakan awal dari rangkaian perjalanan rohani yang memang harus dilalui oleh orang-orang percaya. Segera setelah kelahiran baru, orang percaya harus memutuskan apakah mereka memang mau tetap menjalani hidup seperti orang kebanyakan atau memutuskan untuk membuka diri lebih lagi pada pekerjaan Roh Kudus yang akan membawa mereka hidup hanya dari firman–Nya saja (1 Petrus 1:24-25).
Orang-orang yang memilih untuk menjalani hidup secara lahiriah atau manusiawi akan mendapati bahwa kehidupan sehari-hari mereka terperangkap dalam siklus yang sama seperti yang dialami oleh semua orang di dunia ini: Lahir – sekolah – bekerja – berkeluarga – menjadi tua – dan akhirnya mati.
Belum lagi dengan berbagai ragam pergumulan, masalah ataupun tantangan hidup yang harus dihadapi, kehidupan mereka jadi sama seperti orang-orang lain dalam dunia ini yang hidup tanpa realita Tuhan.
Sedangkan bagi orang percaya yang berkeputusan untuk membuka diri pada pekerjaan Roh Kudus dan firman–Nya akan mendapati bagaimana Roh Kudus terus bekerja mempengaruhi kehidupan mereka dengan berbagai penyingkapan firman dan membawa kehidupan sehari-hari mereka jadi memanifestasikan kedaulatan kuasa dan keilahian Tuhan!
Saat gereja Tuhan dilahirkan ke dalam dunia ini, gereja terlahir disertai dengan manifestasi dimensi kuasa (Kisah Para Rasul 2:1-4). Maka sudah sewajarnya jika kehidupan sehari-hari dari orang percaya juga terus diselimuti dengan kemuliaan Tuhan (Efesus 1:15-23).
Roh membawa mereka untuk memanifestasikan kehidupan sehari-hari yang saleh (Godliness – bertolak belakang dengan kehidupan yang duniawi atau Worldliness), dan memunculkan keilahian Tuhan (Divine Nature, bertolak belakang dengan sifat yang manusiawi atau human nature).
1 Petrus 2:9 (TB) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, SUPAYA KAMU MEMBERITAKAN PERBUATAN-PERBUATAN YANG BESAR DARI DIA, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Pastikan kita terus memiliki hati yang haus dan lapar akan realita Tuhan dan kebenaran–Nya, karena kondisi hati seperti itulah yang akan mengondisikan hidup kita jadi selalu terbuka untuk menaati setiap arahan Tuhan, bahkan setiap tuntutan yang Dia berikan atas hidup kita akan kita lakukan dengan sukarela dan penuh sukacita (1 Petrus 2 :1-2).
Kita harus dengan sukacita dan sukarela menaati setiap arahan Roh Kudus dalam hal menyingkirkan segala bentuk kedagingan, kemanusiawian maupun keduniawian yang masih ada di dalam hidup kita. Dengan demikian, hidup kita jadi makin akurat, memperkenan hati Tuhan serta makin available bagi Dia dan penggenapan rencana–Nya.
Dengan kondisi hati kita jadi semakin lembut, mudah dibentuk, diajar dan mau berubah, Roh Kudus akan terus memposisikan diri kita untuk dapat berfungsi menjadi batu-batu hidup yang akan Dia pakai menjadi rumah Allah secara rohani.
Sampai saat ini, meskipun ada banyak gereja, namun belum semuanya menjadi rumah Allah secara rohani. Kita hanya memiliki banyak gereja sebagai institusi keagamaan saja, tetapi belum sepenuhnya menjadi rumah Allah secara rohani. Inilah alasan mendasar mengapa hingga sekarang komunitas, kota bahkan bangsa masih belum mengalami perubahan atau transformasi oleh kuasa Injil.
Kegelapan justru semakin memenuhi bumi!
Sesungguhnya kita tidak membutuhkan gereja yang hanya berfungsi sebagai suatu institusi keagamaan belaka. Kita membutuhkan terbangunnya rumah Allah secara rohani sehingga realita Tuhan menjadi nyata melalui kehidupan sehari-hari kita.
Dibutuhkan beberapa syarat agar orang-orang percaya dapat berfungsi menjadi batu-batu hidup yang dipakai oleh Allah untuk pembangunan rumah–Nya secara rohani:
1. Setiap orang percaya yang ada wajib memiliki dasar keyakinan, paradigma atau perspektif yang sama dalam melihat atau menilai segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya.
Perhatikan kondisi murid-murid dan orang percaya yang mengalami pencurahan Roh (Kisah Para Rasul 2:1-4), ada kurang-lebih lima ratus orang yang melihat kebangkitan Yesus dan menjadi saksi saat Dia diangkat dalam kemuliaan oleh Bapa (1 Korintus 15:3-6). Tetapi hanya seratus dua puluh orang yang mengalami pencurahan Roh di loteng Yerusalem – sesuai dengan arahan atau perintah yang Yesus sendiri berikan (Lukas 24:49, Kisah Para Rasul 1:1-9, 1:15).
Artinya ada sekitar tiga ratus delapan puluh orang yang walau mendengar perintah secara langsung dari mulut Yesus untuk tetap tinggal di Yerusalem sampai hidupnya agar bisa diperlengkapi dengan kuasa Roh, tetapi faktanya mereka adalah orang-orang yang ‘tidak percaya‘ sehingga mereka pun tidak mengalami penggenapan janji tentang pencurahan Roh.
Ketika semua orang yang ‘percaya’ berkumpul di satu tempat, pada saat itulah pencurahan Roh terjadi secara nyata (Kisah Para Rasul 2:1-4). TANPA KITA MEMILIKI DASAR KEYAKINAN DAN PARADIGMA YANG SAMA, MAKA TIDAK AKAN PERNAH TERJADI PENCURAHAN ROH SECARA KORPORAT! Hidup kita tidak bisa berfungsi menjadi batu-batu hidup yang dipergunakan untuk pembangunan Rumah Allah secara rohani (1 Petrus 2:5, Efesus 2:19-22).
2. Kita wajib memberi diri untuk diayomi dan mengadopsi dasar keyakinan, paradigma atau perspektif yang dimiliki oleh sang rasul maupun nabi yang membawa pola ilahi dalam kehidupannya.
Patokan atau batu penjuru untuk pembangunan rumah Allah adalah Kristus Yesus sendiri, sedangkan para rasul dan nabi hanyalah representasi dari Kristus Sang Batu Penjuru. Jadi tugas utama dari para rasul atau nabi adalah memastikan setiap jemaat yang mereka ayomi bisa memanifestasikan Kristus yang hidup di dalam diri mereka.
Para rasul atau nabi adalah alat dalam tangan Tuhan untuk memastikan setiap individu jemaat ada di dalam penyerahan hidup secara total guna dipakai menuntaskan isi hati atau rencana Bapa. Dengan demikian, jemaat bisa mewarisi Roh Kristus dalam batin mereka.
Ketika jemaat memiliki atau mengadopsi dasar keyakinan yang sama seperti yang Tuhan bangun dalam hidup para rasul atau nabi, maka kesatuan iman dan kesehatian hati yang ada akan menarik datangnya manifestasi kedaulatan Tuhan.
Matius 18:19-20 (TB) Dan lagi Aku berkata kepadamu: JIKA DUA ORANG DARI PADAMU DI DUNIA INI SEPAKAT MEMINTA APA PUN JUGA, PERMINTAAN MEREKA ITU AKAN DIKABULKAN OLEH BAPA-KU YANG DI SORGA. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
3. Kita masih belum sepenuhnya mengalami kematian daging dan belum melakukan pengosongan diri seperti yang telah Kristus lakukan.