BAB I. Jati Diri

Saat sedang bersama istri membersihkan rumah, saya berkesempatan untuk membereskan buku-buku di perpustakaan pribadi, saya berkesempatan membaca kembali buku-buku lama yang saya miliki. Banyak di antaranya berupa kisah hidup dari para revivalist. Saat itulah saya mendengar Roh Kudus berkata: “Kenali keberadaanmu
di dalam-Ku dan secara otomatis engkau akan mengetahui apa yang harus engkau lakukan.”

1. Teruslah mendesak dalam hadirat-Nya untuk kita betul-betul mengalami penyingkapan pewahyuan tentang keberadaan kita yang sesungguhnya di dalam Dia.

Saya yakin, adalah sangat penting untuk mengkondisikan diri agar selalu mengalami pekerjaan Roh Kudus yang menyingkapkan tentang keberadaan Tuhan dalam hidup kita. Karena saat Bapa menyingkapkan keberadaan-Nya kepada kita, kita pun jadi terus diubahkan menjadi semakin serupa dengan diri-Nya; dan di dalam Dialah kita mengenali siapa diri kita yang sesungguhnya.

Musa bangkit dalam kuasa Roh untuk menjadi pembebas bangsa Israel karena melalui belukar yang menyala-nyala; Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai seorang pembebas. Gideon mengalami perubahan hidup secara drastis dan dramatis saat di dalam gua pemerasan anggur; Tuhan memanggil dirinya sebagai seorang pahlawan yang gagah perkasa.

Demikian pula kita. Saya yakin Roh Kudus akan mewahyukan keberadaan Bapa secara sedemikian rupa sehingga membentuk ulang jati diri kita di dalam Dia. Pembentukan ulang jati diri yang kita miliki di dalam Tuhan akan mengaktifasi bangkitnya tentara Allah yang hidup di bumi ini. Merekalah yang akan Tuhan pakai untuk memulai terjadinya pemulihan segala sesuatu.

2. Pengenalan jati diri kita yang sesungguhnya di dalam Kristus akan mendefinisi ulang seluruh prinsip kerja, pendirian dan dasar keyakinan yang kita miliki.

Selama ini tanpa saya sadari, saya membawa ‘jati diri alternatif’ di dalam hidup saya. Saya berpikir sebagai seorang hamba Tuhan, saya harus bersikap secara sedemikian rupa sehingga semua orang akan menyukai keberadaan saya—walau saya sadar, adalah mustahil untuk saya bisa menyukakan semua orang.

Saat Tuhan kembali menegaskan untuk saya membangun kehidupan seorang revivalist dan reformer, saya ditegaskan untuk menyadari bahwa sebagai seorang revivalist, seringkali kita justru akan dianggap sebagai seorang ‘pengganggu’ atau ‘perusak kesenangan’—pendek kata, sering disalah mengerti dan dimusuhi oleh kebanyakan orang yang memang tidak mencintai kebenaran.

Menghadapi kontroversi dan berbagai pergunjingan akan menjadi ‘menu makan’ sehari-hari bagi seorang revivalist dan reformer. Mau tidak mau, saya harus mempersiapkan mental saya yang selama ini selalu mencintai perdamaian. Saya harus mulai membangun sebuah konsep pikir: “Walau aku cinta perdamaian, tapi aku harus lebih mencintai kebenaran.”

Akan ada banyak perubahan dasar keyakinan, pendirian, dan cara kerja yang Roh Kudus lakukan dalam gereja-Nya. Persiapkan diri kita untuk mengalami perombakan dan perubahan besar-besaran yang diinisiasi oleh Roh Kudus sendiri.

BAB II. Komitmen Dengan Tuhan

Di setiap awal tahun, biasanya orang membuat banyak janji perubahan—mulai dari memperbaiki kelemahan pribadi hingga yang berdampak lebih luas. Namun, permasalahannya, seringkali janji-janji tersebut hanya tertulis di secarik kertas tanpa benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kita masih membutuhkan kebulatan tekad untuk berubah.

Tanpa kita sadari, berbagai janji perubahan yang kita buat seringkali hanya muncul karena terbawa suasana. Saat suasana kembali mereda, kita pun kembali menjalani hidup seperti biasa—business as usual.

Perubahan yang sejati membutuhkan kesadaran dan tekad yang lahir dari dalam batin kita sendiri. Tidak peduli suasana yang menyertai keputusan tersebut, saat kita benar-benar menyadari perlunya perubahan dalam hidup dan memiliki tekad yang bulat—yang menyatakan bahwa apa pun tantangannya, perubahan itu harus terjadi—barulah perubahan yang drastis, dramatis, dan permanen dapat termanifestasi dalam hidup kita.

Renungkan dan temukan sepuluh alasan utama mengapa kamu membuat janji-janji tertentu di tahun yang baru ini. Pikirkan dengan sungguh-sungguh, ucapkan berkali-kali, dan yakinkan dirimu bahwa perubahan tersebut memang harus terjadi dalam hidupmu.

2. Perubahan sekecil apa pun jika itu membuat hidup sehari-hari
kita jadi makin selaras dengan firman, akan mencetuskan api
kebangunan rohani.

Banyak orang, setelah mengikuti ibadah KKR, merasa tertantang untuk hidup semakin akurat dan memperkenan hati Tuhan. Ada kerinduan besar untuk memperbaiki hidup ini. Namun, seringkali muncul pertanyaan: Perubahan hidup itu harus dimulai dari mana?

Orang yang tidak tahu dengan jelas jenis perubahan apa yang harus dimulai dalam hidupnya biasanya akan berakhir tanpa perubahan sama sekali.

Itulah sebabnya penting bagi kita untuk mengetahui dengan jelas dan detail jenis perubahan yang ingin kita capai. Sekecil apa pun perubahan tersebut, itu bisa menjadi langkah awal menuju serangkaian terobosan dan perubahan yang lebih besar.

Misalnya, jika kita mengambil keputusan untuk mendisiplinkan diri bangun setiap pukul lima pagi agar bisa bersaat teduh sebelum sibuk dengan rutinitas harian, keputusan sederhana ini akan menuntut kita membulatkan tekad dan menghadapi berbagai tantangan yang berusaha menghalangi langkah kita. Salah satu tantangan utama adalah rasa kantuk yang menyerang, tetapi dengan menyadari musuh yang harus kita hadapi, kita dapat lebih mudah mempersiapkan strategi untuk mengatasinya.

Saya yakin, ketika kita berhasil secara konsisten mempertahankan perubahan kecil yang kita mulai, perubahan tersebut akan menjadi modal bagi transformasi yang lebih besar dalam kehidupan kita.

Mulailah musim yang baru ini dengan mengalami revival pribadi. Dari revival kecil yang kita alami secara pribadi, akan tercipta kebangkitan rohani yang besar di tengah banyak orang—saat api kecil yang ada dalam hidupmu mulai terduplikasi dan menyalakan api-api baru dalam kehidupan orang lain.