Kecenderungan hati

Saya seperti tersadarkan, bahwa aspek terpenting dan terutama dalam kegerakan sekarang dan yang akan datang adalah aspek KECENDERUNGAN HATI. Ini menjawab berbagai pertanyaan dan situasi yang ada. Mengapa masih ada yang ‘wait and see’? Mengapa masih ada yang belum mau melebur? Mengapa masih ada yang sibuk sendiri? Mengapa masih ada yang keluar masuk dalam kegerakan? Mengapa masih ada yang sepertinya belum sungguh – sungguh? Jawaban semuanya terangkum dalam satu kalimat: KECENDERUNGAN HATI!

Kecenderungan hati tentunya hanya antara kita dengan Tuhan yang tahu, bahkan kita sendiri terkadang tidak menyadari kecenderungan hati kita. Kita terhanyut dengan berbagai keputusan kita yang telah menyimpang dari pola yang Tuhan tetapkan. Jadi kita memang membutuhkan suatu kondisi yang mengekspos kecenderungan hati kita yang sesungguhnya untuk segera dibenahi:

1. Rajin – rajinlah menyembah Tuhan sambil menaikkan doa yang memohon agar Roh Kudus membersihkan dan meluruskan hati kita.

Hanya di dalam penyembahan dan doa, kecenderungan hati kita yang sesungguhnya dapat terekspos.

Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”

Sikapi apa yang telah Roh Kudus ekspos dengan hati yang bertobat dan segera lakukan apa yang benar!

2. Penting sekali untuk kita bergaul dengan orang-orang yang tepat dan akurat yang berada dalam kegerakan.

Dekatkan diri kita kepada mereka yang mati – matian, gila – gilaan, dan habis – habisan meleburkan diri dalam kegerakan yang Tuhan tetapkan. Hal ini akan membuat terjadinya perbandingan antara ‘tongkat yang lurus dan tongkat yang bengkok’ (kecenderungan hati yang lurus dan bengkok). Dengan demikian kita segera beroleh contoh dan teladan, sekaligus pengaruh ilahi yang dapat kita ikuti. Ingat, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Sebaliknya, pergaulan yang baik akan menghancurkan segala sikap hati dan kebiasaan yang buruk!

3. Teruslah ingatkan diri kita bahwa hidup kita bukanlah tentang kita sendiri, bahkan bukan tentang ‘mimbar pekerjaan atau pelayanan kita sendiri’, bukan melainkan tentang tujuan korporat yang Tuhan sudah tetapkan dalam suatu gereja lokal yang terbangun secara akurat!

Tuhan tidak pernah mendesain kita untuk hidup sendiri, melainkan berkelompok! Firman Tuhan telah menegaskan bahwa pelayanan yang akan Tuhan bangkitkan di akhir zaman adalah pelayanan tubuh Kristus! Tidak ada lagi pelayanan individualis! Kita akan menjadi satu tim dengan sang bapa rohani untuk menuntaskan pekerjaan yang Tuhan tetapkan. Biarlah hal ini menjadi pemahaman yang memerdekakan dan menjagai kecenderungan hati kita untuk tetap melangkah seturut rencana Tuhan.

4. Istilah ‘pekerjaan adalah mimbar pelayanan’ seringkali salah dipahami oleh banyak orang, padahal tidak ada unsur individualis di sana melainkan tujuan korporat.

Jika kecenderungan hati kita masih individualis atau ingin menjadi ‘super star’ atau seseorang yang ‘hebat secara individu’, maka segala pemberitaan Firman akan terus kita pahami dengan cara kita sendiri yang kita beri label suara Tuhan atas kita. Itulah repotnya kondisi saat ini saat semua sudah merasa bisa mendengar suara Tuhan sendiri. Seolah bisa memiliki legalitas untuk bergerak semaunya sendiri mengatasnamakan suara Tuhan!

Sebenarnya sangat sederhana sekali menguji pekerjaan kita, apakah memang mimbar pelayanan yang memang Tuhan inginkan atau tidak, kita cukup membenturkan saja pekerjaan kita dengan agenda korporat. Jika pekerjaan itu membuat kita tidak available dalam mengerjakan pekerjaan korporat dari suatu gereja lokal, maka sudah dapat dipastikan bahwa pekerjaan itu bukan mimbar pelayanan kita. Ini adalah batu ujian sederhana yang kerap dihindari.

Banyak orang yang saat ini justru MENCARI MIMBAR UNTUK PEKERJAAN DI MANA MEREKA BEKERJA (ditunggangi dan dikendalikan oleh pekerjaan yang bukan untuk kepentingan Kerajaan. Kalimat itu terus terngiang di batin saya, seolah mengekspos kondisi yang ada saat ini.

Tiba – tiba saya melihat ada begitu banyak cahaya terang seperti laser yang menyala dengan terang dan cepat. Lalu Roh Kudus menegaskan: Aku akan membombardir umat-Ku dengan kebenaran Firman yang akan memerdekakan mereka dari ikatan sistem Babel. Menerangi jalan mereka untuk masuk ke dalam barisan para tentara Allah yang hidup untuk menyelesaikan agenda korporat.

Sekaranglah saatnya untuk pelayanan tubuh Kristus mulai dilahirkan! Haleluya!

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *