MENANTIKAN TUHAN
Saat kita berdoa tapi tidak merasakan realita Tuhan yang kuat, janganlah berhenti berdoa. Teruslah menantikan Tuhan dengan aktif, bahkan lupakan waktu yang ada. Jika harus sampai berjam – jam pun tidak mengapa. Sebab sesungguhnya Tuhan tetap ada, hanya Ia sedang ingin melatih kesungguhan hati kita dalam mengejar realita Tuhan.
Dengan demikian, kita akan terus ‘menghargai dan tidak familiar dengan realita-Nya’. Bukan berarti kita ada dosa tertentu sehingga Tuhan menjauh, bukan itu. Sebab Adam dan Hawa saja ketika jatuh dalam dosa kehadiran Tuhan tetap nyata atas mereka. Namun Tuhan mau melatih sikap hati kita untuk berlama – lama dalam hadirat-Nya.
Ketika sedang berdoa, jagai hati yang haus dan lapar akan realita Tuhan.
Bangun tekad yang kuat dengan berkata: Pokoknya sebelum realita Tuhan nyata, adalah pantang untuk menyudahi doa.
Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa kita sangat membutuhkan realita Tuhan yang sangat nyata.
Ambil suatu keputusan bahwa tanpa realita-Nya nyata, kita tidak akan melangkah memasuki aktivitas sehari – hari.
Nyatakan kepada Tuhan bahwa realita-Nya adalah sumber kekuatan kita satu – satunya, dan tanpa realita-Nya kita bukan siapa – siapa.
Teruslah nanti – nantikan Tuhan walau akhirnya kita mesti duduk dengan tenang dalam percakapan yang lembut.
Jangan terpatok dengan ‘metode’, ikutilah keinginan Roh dalam berdoa. Prinsipnya hati kita mesti terus haus dan lapar akan Tuhan, dan tubuh kita harus selalu mengekspresikan pekerjaan Roh dalam batin.
Jangan ijinkan tubuh kita tertidur ketika ada dalam keheningan menantikan Tuhan, tetaplah aktif menyatukan diri kita dengan realita-Nya. Pikirkan hal – hal yang dari Roh sambil terus berkata – kata di hadapan Tuhan.
Hanya realita Tuhan yang akan membedakan kita dari bangsa – bangsa lain! Realita-Nya adalah harta sejati dan satu – satunya yang mesti kita pertahankan. Itulah habitat sejati kita dan di sanalah kita tumbuh dan bisa terus melangkah melakukan kehendak Tuhan.
Ps. Steven Agustinus