Fenomena Generasi Strawberry dari sudut pandang Tuhan
Pernahkah kamu mendengar istilah “generasi Strawberry” ?
istilah ini pertama kali muncul di Taiwan, untuk menyebut generasi kelahiran tahun 2000-an yang meskipun mempunyai kreativitas dan inovasi yang keren dan indah (layaknya strawberry yang penampilannya indah dan menarik) tapi mentalnya “lembek” dan ga tahan pada tantangan.
Generasi ini dianggap sebagai generasi yang rentan terluka , menolak hal-hal yang berat dan membutuhkan keuletan, dan pengennya ngerjain hal-hal yang ringan tapi bisa cepet sukses.
Tapi saat mereka menghadapi tekanan atau tantangan, mereka mudah sekali down, mencoba cari pelarian dengan “healing” lewat berbagai hal, dan memilih cara seinstan mungkin untuk meraih kesuksesan.
Dari segi kreativitas, kualitas mereka udah ga diraguin lagi, mereka bisa beradaptasi dengan teknologi yang canggih dan bikin banyak inovasi dan terobosan baru di dunia teknologi. Generasi ini terlahir di jaman teknologi yang begitu cepat berevolusi.
Tapi justru disitu masalahnya, kemajuan teknologi yang sangat cepat, memberikan “efek samping” bagi generasi ini, yang membentuk gaya hidup, pola pikir, dan mentalitas mereka.
Setiap generasi memang punya tantangannya sendiri, contohnya aja generasi tahun 60-an yang dibentuk di masa perang dan ekonomi yang belum stabil, membentuk mereka jadi generasi yang tangguh namun keras. Begitu juga dengan generasi-Z yang dibentuk di jaman kemajuan teknologi, media sosial, dan kenyamanan hidup.
Semua itu bukan kebetulan.
Semua ini nggak terjadi secara kebetulan. Semua kondisi saat ini memang dirancang dan dimanfaatkan oleh Iblis untuk “membentuk” sebuah generasi yang hidup di luar Firman. Kondisi dimana semua seakan serba mudah, kesuksesan yang instan, dan segala impian kenyamanan hidup dipajang begitu manis di media sosial. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Iblis juga menciptakan berbagai post-truth, yaitu kebohongan yang disamarkan menjadi kebenaran dan disebarkan secara masif di media sosial dan dunia maya.
Misalnya aja filosofi “born this way“, membuat orang meyakini kalau ia memang terlahir seperti ia adanya, jadi kalau saya lemah dan punya banyak kebiasaan buruk, maka tolong terima saya apa adanya. Begitu juga filosofi post-truth lainnya seperti “love wins” (mentoleransi LGBT), “YOLO – you only live once” (mendorong orang hidup sesukanya), dan berbagai kebohongan neraka lain yang dikemas dengan cantik seakan itu adalah kebenaran yang baik dan toleran dengan hak asasi manusia.
Tuhan sedang membangkitkan sekumpulan anak muda yang hidup dalam kebenaran.
Tapi sama seperti dalam Kejadian 6:8-9, pada masa itu Tuhan menemukan Nuh yang hidup benar dan tidak mengikuti gaya hidup dan kebiasaan orang-orang di zamannya.
Saya percaya saat ini Tuhan juga memiliki anak-anak muda yang hidup memperkenan hati Tuhan. Mereka nggak ikut arus dunia ini yang mengejar hidup “fun and easy”, tapi mereka memilih jalan yang benar yaitu kebergantungan dengan Tuhan dan terus memiliki kelaparan dan kehausan yang besar akan Tuhan dan Firman-Nya. Mereka adalah anak-anak muda yang membawa api kegerakan Tuhan.
Secercah api mungkin dengan mudah akan bisa dipadamkan, tapi ketika secercah api mulai menjadi suatu api unggun, maka akan ada banyak orang yang berkumpul di sekitar api unggun tersebut! Semakin banyak kayu bakar yang kita lempar ke dalam api unggun yang ada, pastilah api jadi membesar. Ketika momentum itu terjadi dan kita terus menjaganya, maka momentum itu akan bergulir menjadi suatu movement!
Movement ini akan dengan cepat bermutasi menjadi suatu kegerakan rohani yang besar – the great awakening di antara anak-anak remaja atau pemuda-pemudi! Wow… hati saya berkobar-kobar penuh pengharapan, sungguh kita ada di penghujung terjadinya great revival! Amin.