Mengenal Dampak Buruk Dosa pada Kehidupan Kita dan Cara Mengatasinya
Ketika manusia jatuh dalam dosa, mata lahiriahnya menjadi terbuka dan mulai melihat diri mereka “telanjang”. Kata “telanjang” sendiri memiliki arti: “menjadi licik dan licin”. Manusia mengalami degradasi hidup dari standar yang Tuhan tetapkan. Awalnya ketika manusia hidup di dalam keakuratan, kemuliaan Tuhan menutupi tubuh manusia, tapi ketika kemuliaan Tuhan pergi oleh dosa manusia, manusia melihat “ketelanjangan” mereka dan menyebabkan hal-hal berikut ini :
1) Manusia menutupi “ketelanjangan” (kekurangan) dengan hal-hal yang lahiriah yang ada (Kejadian 3:7b).
2) Manusia cenderung takut dan menyembunyikan diri dari keberadaan Tuhan (Kejadian 3:8,10).
3) Manusia cenderung untuk saling menyalahkan (Kejadian 3:12).
Upaya menutupi kekurangan dan menjauhkan diri dari keberadaan Tuhan, serta upaya melepaskan diri dari tanggung-jawab dengan melemparkan kesalahan kepada orang lain, akan terus mengikuti sifat manusia dan menjadi cikal bakal dari benteng-benteng dan siasat manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Oleh karenanya, dibutuhkan pekerjaan firman dan Roh yang berkuasa merombak ulang nature pikiran lama yang manusiawi, sehingga Tuhan dapat kembali menarik hidup manusia untuk naik dalam standar ilahi seperti yang telah Tuhan tetapkan.
Jika kita hidup dalam standar ilahi, sudah sewajarnya hidup kita selalu alami ketenangan di dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang memelihara dan menguasai hati dan pikiran kita. Sehingga tidak wajar jika kita terus merasa khawatir dalam menjalani hidup sehari-hari. Tidak normal jika pikiran kita terus berfokus pada pemenuhan kebutuhan hidup. Tidak pada tempatnya kita terus bergumul soal masalah finansial dalam hidup kita.
Seperti pernyataan kebenaran firman berikut:
Matius 6:31-33 (TB) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Jika hidup kita dibawa terhubung dengan realita Kerajaan Allah, sudah pasti hidup kita hanya akan berfokus pada Kerajaan Allah dan kebenarannya, dan semua yang kita butuhkan (segala hal-hal lahiriah dalam pemenuhan hidup kita) pasti disediakan dan ditambahkan Tuhan dengan cara-Nya yang ajaib dan ilahi.
Mari evaluasi diri kita, jika masih terus merasa khawatir akan hal ini, kita masih sulit mengaplikasikan firman ini, maka tentu masih ada “benteng-benteng dan siasat manusia” yang masih terus bercokol dalam pikiran dan batin kita.
Pakai mulut kita untuk terus mendeklarasikan firman dan janji-janji Tuhan, dengan pikiran yang telah diselaraskan dengan prinsip kebenaran. Terus berkata-kata sampai hati dan pikiran kita benar-benar dimerdekakan oleh kebenaran firman, sampai batin kita dipenuhi dengan damai sejahtera dan sukacita, bahkan kita benar-benar diyakinkan oleh janji firman yang ada.
Kondisikan pikiran dan terus latih mulut kita untuk memperkatakan hal-hal yang Roh Kudus nyatakan maupun semua arahan dan perkataan firman yang pemimpin sampaikan. Karena inilah senjata ilahi yang Paulus maksudkan sehingga kita dapat meruntuhkan segala benteng-benteng dan siasat manusiawi yang menentang pengenalan akan Allah. Ketika benteng-benteng dan kubu-kubu pertahanan manusiawi itu hancur, maka kita akan menjadi semakin yakin dan mengalami secara pribadi berbagai perkara ilahi yang membawa kita terhubung dengan realita Surga.
Ps. Steven Agustinus