Allah yang SETIA
Ada satu sifat Tuhan yang saya rasakan: Dia adalah Allah yang sangat setia! Jika Tuhan telah memilih seseorang untuk berpartner dengan-Nya, maka Tuhan akan setia dengan orang tersebut walau apa pun yang akan terjadi. Ia akan memastikan tetap bersama dengan orang tersebut sampai apa yang Ia rencanakan tergenapi! Tidak semua orang tentunya diperlakukan Tuhan seperti itu. Tidak banyak, namun di antaranya kita sudah sering membaca kisahnya: Abraham, Musa, Daud.
Bayangkan saja, sebenarnya Abraham sangat layak untuk ditinggalkan oleh Tuhan, ia bukan bapa dan suami yang baik bagi istri dan anak – anaknya. Ia dua kali ‘menjual’ istrinya sendiri, dan kondisi rumah tangganya penuh dengan konflik akibat kehadiran gundik dari Mesir, Hagar. Pertanyaannya, kenapa harus Abraham di antara ribuan atau bahkan jutaan orang yang ada di bumi pada saat itu? Apa tidak ada orang lain yang lebih baik? Bukankah Tuhan Mahatahu? Mengapa Ia harus tetap setia kepada Abraham yang Ia sudah tahu bukanlah orang yang ‘sangat lurus hidupnya’ ?
Musa pun mengalami hal yang sama, Tuhan begitu serius dengannya. Ia rela menunggu Musa di usia 80 tahun untuk membebaskan bangsa Israel. Apakah tidak ada orang lain yang lebih muda dan siap di antara tenggang waktu tersebut? Harun dan Miryam juga protes terhadap keputusan Musa ketika mengambil wanita lain menjadi istri. Tuhan tetap saja membela Musa bahkan Musa diangkat oleh Tuhan masuk ke dalam kekekalan.
Sekarang kita bicara tentang Daud. Kita semua tahu bahwa di balik keperkasaan Daud di dalam peperangan, rumah tangganya sangatlah berantakan dan konflik keluarga yang tidak kunjung usai! Sangat mengerikan sebenarnya kondisi kehidupan Daud, tapi tetap saja Tuhan menjadikan Daud sebagai panutan untuk raja – raja lainnya!
Pertanyaannya, apakah Tuhan tidak adil? Apakah Tuhan pilih kasih? Apakah kita boleh ‘mempermainkan’ Tuhan? Saya mendapati, bukan soal Tuhan pilih kasih atau tidak adil, sebab keadilan dan kasih Tuhan berbeda ‘pemahaman’ dengan versi manusia. Melainkan Tuhan adalah pribadi yang SETIA DENGAN FIRMAN-NYA sendiri. Jika Ia telah berfirman dan berjanji, maka hal tersebut tidak bisa digagalkan dan dibatalkan oleh siapa pun juga.
Saya makin merasakan dimensi kuasa dan kesetiaan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Tuhan. Ketika Ia menyatakan diri-Nya kepada kita, lalu mengucapkan Firman-Nya, maka hal tersebut sudah tidak bisa digagalkan, bahkan saat itu juga sesungguhnya apa yang Dia ucapkan sudah terjadi. Jadi memang tidak bisa gagal!
Namun itu jugalah yang harus membuat kita sadar agar tidak mempermainkan Tuhan. Setiap hari kita harus mengevaluasi diri untuk tetap hidup memperkenan hati Tuhan. Jangan sampai Firman-Nya tergenapi tapi kita tidak menikmati realita kehidupan Kerajaan Surga di bumi ini yang penuh kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita.
Percayalah, Tuhan jika sudah berketetapan dan berfirman, maka hal tersebut tidak bisa gagal dan tidak bisa diprotes oleh siapa pun juga. Tidak peduli kondisi kita saat ini seperti apa, jika Ia telah berfirman maka Ia akan menggenapi-Nya. Jadi jangan pernah ‘takut gagal’ untuk menggenapi rencana Tuhan. Pastikan saja kita sungguh – sungguh menerima Firman yang keluar dari mulut Allah. Jika itu yang kita alami, maka peganglah kuat firman-Nya apa pun yang terjadi. Dan tentunya ijinkan Firman itu bekerja mengubah seluruh aspek kehidupan kita agar memperkenan hati-Nya, sehingga kita dapat menikmati kehidupan yang penuh damai sejahtera dan sukacita di bumi ini.